Investor asing kembali menunjukkan aksi jual bersih di bursa saham Indonesia. Pada perdagangan terakhir yang berlangsung pada 8 Oktober 2025, tercatat net foreign sell mencapai Rp 89,4 miliar di seluruh pasar saham.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing dengan total penjualan mencapai Rp 167,3 miliar. Penjualan ini dilakukan pada rata-rata harga sebesar Rp 3.692,4 per saham.
Selain BBRI, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga mengalami penjualan besar dengan net sell sebesar Rp 114,1 miliar. Di urutan ketiga, terdapat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mengalami net sell mencapai Rp 99,7 miliar.
Berikut adalah daftar sepuluh saham yang mengalami net foreign sell terbesar pada perdagangan tersebut:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): Rp 167,3 miliar
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK): Rp 114,1 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): Rp 99,7 miliar
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI): Rp 89,2 miliar
- PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA): Rp 82,4 miliar
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): Rp 78,5 miliar
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): Rp 66,6 miliar
- PT Petrosea Tbk (PTRO): Rp 66,2 miliar
- PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA): Rp 64,7 miliar
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Rp 63,7 miliar
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan sebesar 0,36% atau naik 29,38 poin pada penutupan perdagangan. Torehan ini tercatat sebagai rekor harga penutupan tertinggi IHSG yang mencapai level 8.169,28.
Dalam perdagangan tersebut, sebanyak 280 saham mengalami kenaikan, sementara 401 saham mengalami penurunan, dan 119 saham tidak bergerak. Nilai transaksi pun terbilang tinggi, mencapai Rp 28,74 triliun dengan 44,56 miliar saham diperdagangkan dalam 3,17 juta kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan menunjukkan penguatan yang didorong oleh emiten-emiten blue chip dengan kapitalisasi besar. Saham-saham milik konglomerat juga turut mengalami apresiasi yang signifikan.
Salah satu emiten yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja IHSG adalah emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu. Saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) mengalami lonjakan 24,72% ke harga Rp 2.220 per saham, memberikan kontribusi 18,15 indeks poin ke IHSG.
Selain itu, saham Barito Pacific (BRPT) juga menunjukkan kinerja yang positif, naik 3,5% ke harga Rp 4.140 per saham, menyumbang 8,72 poin pada IHSG. Di samping itu, saham Chandra Daya Investasi (CDIA) melonjak 11,50% menjadi Rp 2.230 per saham, memberikan sumbangan 7,04 indeks poin.
Aksi Investor Asing dan Dampaknya Terhadap Pasar
Aksi jual yang dilakukan oleh investor asing di berbagai saham utama menjadi sorotan bagi banyak pelaku pasar. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai sentimen yang mendasari keputusan tersebut dan bagaimana hal itu memengaruhi kondisi pasar keseluruhan.
Pergerakan pasar yang fluktuatif sering diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global. Saat ketidakpastian meningkat, investor asing cenderung mengalihkan fokus mereka ke aset yang lebih aman, sehingga mempengaruhi arus modal ke dalam negeri.
Hubungan antara aksi jual dan kondisi ekonomi makro juga sangat penting. Jika investor merasa bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko, mereka mungkin akan lebih memilih untuk melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang mereka pegang.
Dengan kondisi pasar yang terus berubah, investor lokal diharapkan dapat menganalisis tindakan asing dan mengadaptasi strategi investasi mereka. Mengamati tren dan pola juga menjadi langkah penting dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Pentingnya Memberikan Perhatian Khusus pada Sektor Tertentu
Pada tahun-tahun sebelumnya, beberapa sektor tertentu menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain, menciptakan peluang bagi investor. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan ke depan.
Misalnya, sektor teknologi dan saham-saham yang terkait dengan energi terbarukan semakin menarik perhatian, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim. Investasi di sektor-sektor ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan.
Investor perlu menjelajahi dan memahami lebih dalam mengenai dinamika yang memengaruhi setiap sektor. Dengan pengetahuan yang baik, membuat keputusan investasi yang tepat menjadi lebih mungkin dilakukan.
Pemantauan sentimen pasar yang tengah terjadi juga perlu dilakukan secara berkala. Hal ini agar investor dapat mengambil langkah yang sesuai, baik itu membeli, menjual, atau menahan saham.
Menjadi Investasi Jangka Panjang untuk Meningkatkan Keberhasilan
Investasi jangka panjang sering kali dianggap sebagai strategi terbaik dalam mencapai hasil yang optimal. Dengan mempertahankan saham dalam jangka waktu yang lebih lama, investor dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan nilai wajar saham.
Strategi ini membutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang kuat mengenai perkembangan yang berlangsung di pasar. Selain itu, pemahaman yang mendalam terhadap analisis fundamental juga diperlukan untuk menilai prospek investasi.
Adakalanya pasar akan menghadapi kondisi yang tidak stabil, tetapi dengan fokus pada tujuan jangka panjang, investor dapat mengambil keputusan yang lebih rasional. Dari sini, potensi keuntungan bisa lebih maksimal dalam jangka waktu yang panjang.
Terakhir, investor sebaiknya tidak hanya terpaku pada angka saja, tetapi juga memperhatikan pengelolaan risiko. Ini menjadi faktor yang penting untuk mencapai kesuksesan dalam berinvestasi.