PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yang lebih dikenal sebagai Waskita, sedang menjalani proses divestasi sejumlah proyek jalan tol. Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya manajemen untuk menjaga arus kas dan memenuhi kewajiban finansial yang dihadapi perusahaan. Pada akhir tahun ini, dua proyek jalan tol akan dijual, yaitu PT Cibitung-Cilincing Tollways dan PT Hutama Marga Waskita.
Direktur Utama Waskita, Muhammad Hanugroho, mengonfirmasi bahwa divestasi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan. Dengan menjual aset-aset jalan tol tersebut, diharapkan dapat mendukung kelangsungan finansial Waskita yang sedang berusaha untuk memperbaiki kinerja keuangan mereka.
Strategi divestasi ini tidak hanya akan mencakup dua proyek yang disebutkan, tetapi juga akan dilanjutkan pada tahun berikutnya. Proyek Jalan Tol Pemalang-Batang, yang berpotensi dibeli oleh Indonesia Investment Authority, dan beberapa ruas tol lainnya juga akan menjadi bagian dari program divestasi di masa mendatang.
Rencana Divestasi Waskita Karya untuk Tahun 2024
Tahun depan, Waskita Karya akan melepaskan lebih banyak proyek jalan tol, termasuk Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk menjual empat ruas minoritas lainnya seperti Depok-Antasari. Pendekatan ini diharapkan dapat memperbaiki struktur pendanaan dan kesehatan keuangan Waskita.
Hanugroho menyampaikan bahwa langkah divestasi merupakan strategi utama untuk mengurangi beban finansial. Dengan memperoleh dana segar dari penjualan aset ini, diharapkan Waskita dapat lebih fokus pada proyek-proyek yang strategis dan vital bagi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Proses divestasi juga diyakini akan meningkatkan arus kas perusahaan. Dengan fokus pada pengelolaan aset yang lebih efisien, Waskita diharapkan dapat memperkuat posisi pasar dan daya saingnya di industri konstruksi nasional.
Proyek Infrastruktur Dilanjutkan untuk Meningkatkan Konektivitas
Tidak hanya berfokus pada penjualan aset, Waskita Karya juga sedang giat mengembangkan beberapa proyek infrastruktur. Di antaranya adalah ruas Bogor-Ciawi-Sukabumi yang kini diperpanjang hingga Sukabumi Barat sejauh 11 kilometer. Proyek ini diharapkan bisa memperkuat konektivitas antara wilayah-wilayah penting di Jawa Barat.
Waskita juga berpartisipasi dalam proyek Kawiagung-Betung, yang saat ini dikerjakan oleh rekanan. Proyek ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan konektivitas transportasi di Sumatera, khususnya melalui ruas jalan tol di Kayu Agung, Palembang, menuju Betung.
Selain itu, Waskita sedang mempercepat penyelesaian sejumlah ruas di Trans Jawa. Segmen Solo-Yogyakarta dan Bawen-Ungaran menjadi fokus utama, dengan harapan dapat beroperasi sebelum akhir tahun 2025. Ini akan menjadi pencapaian penting bagi perusahaan dan kontribusi signifikan terhadap jalur transportasi nasional.
Pentingnya Kesehatan Keuangan dalam Proyek Infrastruktur
Mengelola kewajiban keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi Waskita Karya. Manajemen perusahaan percaya bahwa dengan menjual aset jalan tol yang bernilai tinggi, mereka dapat memangkas beban utang secara signifikan. Ini menjadi langkah krusial dalam strategi keberlangsungan finansial perusahaan ke depan.
Dalam konteks ini, valuasi aset-aset tol menjadi sangat penting. Hanugroho menegaskan bahwa menjaga nilai aset ini adalah prioritas, agar perusahaan bisa mendapatkan hasil optimal dari divestasi. Keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada pemilihan pembeli yang tepat dan nilai jual yang sesuai dengan nilai pasar.
Waskita berusaha untuk membangun kembali reputasi dan stabilitas finansialnya setelah melalui masa-masa sulit. Dengan mendiversifikasi portofolio dan berfokus pada proyek-proyek dalam bidang infrastruktur, perusahaan berharap bisa memperkuat posisi di pasar yang sangat kompetitif ini.
