Science · November 23, 2024 0

NASA Ungkap Bahaya yang Mengancam Keberlanjutan ISS

NASA – Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tengah menghadapi ancaman serius akibat kebocoran di salah satu modulnya. Kebocoran tersebut terjadi pada modul PrK, segmen milik Rusia, yang telah diketahui oleh NASA dan Roscosmos sejak 2019. Meskipun para kosmonot telah berupaya meminimalkan dampaknya dengan menutup segmen saat tidak digunakan, penyebab utama kebocoran tetap menjadi misteri hingga kini.

Ketegangan muncul karena perbedaan pandangan antara NASA dan Roscosmos mengenai tingkat keparahan masalah ini. NASA menganggap kebocoran tersebut sangat berbahaya, bahkan memperingatkan bahwa jika dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan kegagalan besar di ISS. Kebocoran yang terus meningkat juga menimbulkan risiko terhadap tujuan ISS untuk tetap beroperasi hingga 2030, sesuai rencana.

Namun, Roscosmos tampaknya memiliki pendapat yang berbeda, menganggap masalah ini tidak seberbahaya yang diklaim NASA. Ketidaksepakatan ini menambah tantangan dalam upaya bersama kedua badan antariksa untuk menjaga keberlangsungan ISS sebagai pusat penelitian luar angkasa internasional.

Situasi ini menyoroti pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara pihak-pihak yang terlibat untuk memastikan keamanan dan masa depan stasiun luar angkasa yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade tersebut.

Rusia Meremehkan Ancaman Kebocoran ISS, Tapi NASA Punya Pendapat Berbeda

Pejabat antariksa Rusia bersikeras bahwa kebocoran pada modul PrK di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tidak akan membahayakan operasional jangka panjangnya. Pernyataan ini bertentangan dengan kekhawatiran yang diungkapkan oleh NASA, yang melihat kebocoran sebagai ancaman signifikan bagi tujuan ISS untuk beroperasi hingga 2030.

ISS telah dihuni secara terus-menerus sejak November 2000, menjadikannya salah satu proyek kolaborasi internasional yang paling sukses. Namun, usia infrastruktur ISS kini mulai menunjukkan kelemahan. Sebagian besar komponennya telah berusia lebih dari 25 tahun, dan kondisi tersebut dapat menyebabkan retakan kecil pada dinding modul akibat tekanan mekanis yang terakumulasi selama bertahun-tahun.

Selain itu, tekanan tambahan dari tabrakan mikrometeor dan puing-puing luar angkasa kecil juga turut berkontribusi pada potensi kerusakan struktural. Meskipun masalah ini dianggap tidak kritis oleh pihak Rusia, NASA tetap waspada terhadap risiko yang dapat berkembang menjadi gangguan besar terhadap operasional ISS.

Ketidaksepakatan ini mempertegas tantangan yang dihadapi ISS sebagai laboratorium luar angkasa yang sudah tua, menuntut upaya kolaboratif yang lebih intens untuk menjaga keamanannya dan memperpanjang masa operasinya.

Langkah Darurat NASA dan Roscosmos untuk Atasi Kebocoran ISS

Meski memiliki pandangan berbeda tentang tingkat keparahan kebocoran, NASA dan Roscosmos sepakat untuk menutup bagian modul yang bocor jika laju kehilangan udara terus meningkat. Namun, hingga kini, belum ada kesepakatan tentang definisi pasti dari kondisi “laju yang tidak dapat dipertahankan.”

Saat ini, udara keluar dari modul bocor dengan laju 0,9 hingga 1,1 kilogram per hari, meskipun sempat melonjak menjadi 1,7 kilogram per hari pada bulan April lalu. Kedua badan antariksa bekerja sama untuk memantau situasi dengan cermat, sembari mempersiapkan langkah darurat.

Sebagai bagian dari persiapan, NASA berencana menambahkan kursi tambahan di pesawat SpaceX Crew Dragon jika diperlukan evakuasi astronot dalam kondisi darurat. “Stasiun itu sudah tidak muda lagi. Kami akan melihat lebih banyak kerusakan di berbagai tempat lain,” ujar astronot NASA Michael Barratt, mengakui tantangan usia ISS.

Masa Depan ISS Setelah 2030

Stasiun Luar Angkasa Internasional diharapkan dapat terus beroperasi hingga 2030. Setelah itu, ISS akan didorong masuk ke atmosfer Bumi untuk dihancurkan secara terkendali.

Namun, masa depan eksplorasi luar angkasa masih menjadi tanda tanya. NASA saat ini tidak memiliki rencana untuk membangun pengganti ISS, dengan fokus utama bergeser ke misi berawak ke bulan dan Mars. Hal ini meninggalkan ruang kosong dalam kolaborasi internasional untuk laboratorium luar angkasa pasca-ISS.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, masa depan ISS membutuhkan kerja sama lebih erat antara NASA, Roscosmos, dan mitra internasional lainnya untuk memastikan operasional yang aman hingga akhir masa tugasnya.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.