Warga Ciputat di Tangerang Selatan kini berada dalam keadaan yang memprihatinkan akibat menumpuknya sampah di berbagai lokasi, terutama di sekitar Pasar Ciputat dan Pasar Cimanggis. Situasi ini sudah berlangsung selama lebih dari seminggu, membuat bau tidak sedap menyebar di seantero kawasan tersebut.
Dengan penumpukan sampah yang jelas terlihat di sepanjang Jalan Dewi Sartika, masalah ini telah mengganggu aktivitas sehari-hari warga. Banyak bungkusan plastik berisi sampah tergeletak di pinggir jalan, bahkan berserakan di median jalan, menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang.
Setiap titik penumpukan sampah menciptakan masalah baru. Di kolong flyover Ciputat, menumpuknya tumpukan sampah telah mencapai titik krisis, dengan aroma busuk yang terus menyebar. Kondisi ini tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga kesehatan penduduk sekitar.
Penyebab Penumpukan Sampah di Ciputat yang Menggangu
Kondisi terparah terpantau di kolong flyover Ciputat, di mana tumpukan sampah sangat signifikan. Hal ini mengakibatkan kebersihan lingkungan terganggu, dan aroma busuk semakin kuat saat hujan datang. Dalam situasi seperti ini, pengendara sepeda motor pun terpaksa menutup hidung demi menghindari bau yang menyengat.
Warga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap potensi kecelakaan akibat penumpukan sampah yang dapat menutupi jalan. Setiawan, seorang warga setempat, menuturkan bahwa informasi dari tetangga menyebutkan bahwa tempat penampungan sementara sudah tidak mampu menampung lebih banyak sampah.
Alasan di balik hal ini adalah penutupan beberapa tempat pembuangan sampah yang sebelumnya bisa digunakan. Selain itu, informasi menyebutkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang sedang tidak beroperasi, menyulitkan proses pengangkutan sampah ke lokasi lain.
Dampak Lingkungan Akibat Penumpukan Sampah di Ciputat
Sampah yang menggunung menyebabkan beberapa masalah serius. Sebagian besar sampah berasal dari para pedagang yang menghasilkan limbah setiap harinya. Selain itu, ada juga warga yang membuang sampah sembarangan, memperburuk situasi di lingkungan tersebut.
Acep, seorang rekan Setiawan, menambahkan bahwa dengan kondisi hujan yang sering terjadi, bau sampah semakin kuat dan mengganggu kesehatan warga. Sebelumnya, ada petugas yang berpatroli untuk mencegah pembuangan sampah sembarangan, tetapi belakangan ini tidak terlihat lagi.
Masyarakat pun berharap agar pihak berwenang segera menanggapi masalah ini. Jika tidak segera ditangani, dampaknya dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan warga di sekitarnya.
Respon Wali Kota Terhadap Masalah Sampah di Daerahnya
Benyamin Davnie, Wali Kota Tangerang Selatan, mengungkapkan bahwa penumpukan sampah disebabkan oleh perbaikan yang sedang berlangsung di TPA Cipeucang. Proses penataan dan perbaikan ini, yang meliputi metode terasering dan dewatering, memang mengganggu proses pengangkutan sampah.
Benyamin menargetkan perbaikan tersebut akan selesai pada akhir Desember. Meskipun begitu, beliau juga mengakui bahwa daya tampung TPA Cipeucang kini semakin terbatas setelah upaya untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensinya.
Dalam jangka pendek, ia menyebutkan bahwa TPA masih dapat menampung sampah dari Tangerang Selatan, tetapi tidak akan berlangsung lama. Rencana jangka panjang pun menjadi fokus utama untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.
