Jakarta menjadi pusat perhatian seiring dengan munculnya isu merger antara dua raksasa digital, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab. Dalam konteks ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan pandangannya mengenai potensi digabungnya kedua perusahaan tersebut.
Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa hal yang paling diutamakan dalam setiap aksi korporasi adalah perhitungan bisnis yang matang. Ia menyatakan bahwa penting bagi kedua perusahaan untuk mengikuti aspek Business to Business (B2B) dalam proses merger.
“Yang paling penting unsur B2B-nya, mereka harus ngikutin B2B,” ujarnya tegas di Jakarta pada sebuah kesempatan. Pandu juga menjelaskan bahwa keputusan terkait penggabungan ini tidak dapat diambil sembarangan.
BPI Danantara akan mengikuti arahan yang diberikan oleh pemerintah. “Pemerintah sudah memberikan masukan, dan kami tentunya akan mengikuti,” ungkapnya, menegaskan pentingnya koordinasi antara Danantara dan pemerintah dalam proses tersebut.
Menurut Pandu, penggabungan kedua perusahaan digital ini akan mendapatkan dukungan dari Danantara, asalkan memberikan keuntungan secara komersial. Ia menekankan bahwa penting untuk menjaga aspek tersebut dalam segala keputusan yang diambil.
Dalam pandangannya, masukan dari pemerintah sangat berharga, tetapi tidak boleh mengesampingkan status GoTo sebagai perusahaan yang terdaftar di pasar modal. “Kita harus berhati-hati dalam menentukan langkah selanjutnya. Keduanya adalah perusahaan publik,” tambahnya.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, yang biasa disebut GOTO, dijadwalkan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 17 Desember 2025. Meskipun demikian, manajemen mengkonfirmasi bahwa agenda ini tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun.
Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GOTO, R. A Koesoemohadiani, menegaskan bahwa pelaksanaan RUPSLB merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Dia juga menekankan bahwa informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menanggapi spekulasi di media terkait potensi akuisisi antara GOTO dan Grab, pihak GoTo menyatakan hingga saat ini belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut. “Setiap langkah yang diambil akan senantiasa mengikuti peraturan yang berlaku,” ungkapnya.
Dengan berpijak pada komitmen dan kebijakan, GoTo memastikan bahwa mereka akan terus berupaya menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan. Untuk itu, perusahaan ini bertekad untuk mendukung ekosistem digital nasional serta mematuhi berbagai regulasi yang ada.
Dalam menghadapi perkembangan ini, GoTo juga mengingatkan pentingnya pelibatan mitra pengemudi dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perusahaan berkomitmen untuk menjaga kepentingan mereka dalam segala keputusan yang diambil.
Analisis posisi GoTo dalam ekosistem digital Indonesia
Dalam konteks persaingan yang semakin ketat di industri digital, GoTo memiliki posisi yang cukup strategis. Dengan dukungan pemerintah serta sinergi yang mungkin terjalin antara GoTo dan Grab, perusahaan ini dapat memperkuat daya saingnya. Sahrir menegaskan, “Kerjasama ini bisa menghasilkan inovasi baru yang menguntungkan kedua belah pihak.”
GoTo juga diuntungkan oleh basis pengguna yang luas dan beragam, sehingga membuka peluang untuk memperluas penetrasi pasar. “Kami dapat memanfaatkan data yang ada untuk meningkatkan layanan kami, sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna,” ujar Pandu.
Di sisi lain, penggabungan ini juga menghadirkan tantangan yang perlu dihadapi oleh kedua perusahaan. “Ada risiko integrasi yang perlu dikelola dengan baik agar tidak mengganggu operasional,” tambahnya. Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi, perlu ada tim yang fokus pada integrasi pasca-merger.
Dukungan pemerintah dalam pengembangan industri digital
Pemerintah Indonesia juga sangat peduli mengenai pengembangan ekosistem digital di tanah air. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah membahas penyempurnaan regulasi yang mempengaruhi industri ojek online. “Kami ingin memastikan bahwa regulasi yang ada dapat mendukung pertumbuhan industri,” katanya.
Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah dan pemain-pemain besar di industri digital seperti GOTO dan Grab sangat penting. “Kami ingin menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi,” tambah Prasetyo. Melalui kolaborasi ini, ia berharap dapat menciptakan sinergi yang membawa manfaat lebih banyak bagi masyarakat.
Lebih jauh, Prasetyo juga menyebutkan bahwa proses ini melibatkan berbagai kementerian serta lembaga yang relevan. “Kami tidak bisa bergerak sendiri; semua pihak harus terlibat untuk mencapai tujuan yang sama,” ujarnya. Dengan demikian, diharapkan kebijakan yang dihasilkan akan lebih komprehensif dan efektif.
Prospek masa depan GOTO dan Grab
Kedua perusahaan ini dihadapkan pada prospek yang bermanfaat di masa mendatang. Jika merger dapat berjalan sesuai rencana, keduanya dapat memperkuat posisi di pasar yang sangat kompetitif ini. “Tidak bisa dipungkiri, kolaborasi dapat memberikan keuntungan yang lebih besar,” ujar Pandu.
Strategi dan inovasi baru yang akan muncul dari kerjasama ini menjadi perhatian banyak kalangan. Dengan memperhatikan kebutuhan pasar dan tren yang ada, GOTO dan Grab dapat menunjukkan performa yang lebih baik. “Kita harus bisa beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan,” tambahnya.
Namun, semua langkah ini harus didasarkan pada perencanaan yang matang dan partisipasi semua pihak. Kedisiplinan dalam menjalankan proses merger ini diperlukan agar tidak merugikan kepentingan siapapun. “Kami harus hati-hati dan strategis dalam mengambil keputusan,” tutup Pandu.
