Bank-bank milik negara di China mengumumkan aksi membeli dolar secara besar-besaran di pasar domestik minggu ini. Langkah ini diambil untuk menjaga agar penguatan yuan tidak melampaui batas yang diinginkan. Tindakan tersebut muncul ketika nilai tukar yuan mencapai level tertinggi dalam 14 bulan terakhir, menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap eksportir lokal.
Dalam konteks ini, strategi yang diambil oleh bank-bank tersebut dianggap berbeda dari kebijakan umum mereka. Alih-alih mengalihkan dolar yang dibeli kembali ke pasar swap, mereka memilih untuk memperketat likuiditas dolar, yang pada gilirannya bisa mengubah dinamika investasi jangka panjang terhadap yuan.
Menurut sumber pasar, tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menjadikan taruhan jangka panjang terhadap yuan menjadi lebih mahal, dengan harapan dapat menyusutkan potensi spekulasi yang berlebihan. Praktik semacam ini biasanya digunakan sebagai upaya menyeimbangkan efek kuat dari penguatan mata uang satu negara.
Analisis Tindakan Pembelian Dolar oleh Bank BUMN China
Pembelian dolar yang dilakukan oleh bank-bank negara menciptakan intensitas di pasar valuta asing, bahkan ketika penguatan yuan sedang terjadi. Suku bunga swap dolar/yuan pada bagian belakang juga tampak menunjukkan penurunan, yang mencerminkan berkurangnya daya tarik kepemilikan yuan.
Keputusan ini tampaknya berfokus pada moderasi laju penguatan yuan, bukan penghalangan terhadap tren kenaikan itu sendiri. Dengan pendekatan ini, penguatan yuan diharapkan dapat berlangsung secara bertahap, memberikan ruang untuk penyesuaian yang lebih seimbang di pasar.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah perbedaan lebih besar antara imbal hasil yuan dan dolar. Sementara yuan mengalami apresiasi, imbal hasilnya jauh lebih rendah dibandingkan dolar, sehingga potensi keuntungan nilai tukar sering kali tereduksi oleh selisih bunga yang ada.
Perkembangan dan Dampak terhadap Pasar Valuta Asing
Yuan telah menguat sekitar 3,3% terhadap dolar sepanjang tahun ini. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi setelah kondisi pandemi pada tahun 2020. Penetapan titik tengah perdagangan harian yang lebih kuat dari perkiraan pasar pun dianggap tidak terlepas dari izin diam-diam dari pihak berwenang untuk mendorong penguatan mata uang ini.
Dengan langkah yang diambil oleh bank-bank negara, diharapkan yuan dapat naik tanpa mengalami fluktuasi yang terlalu drastis. Tujuan ini dicapai dengan menyalurkan tindakan yang halus agar tidak menimbulkan reaksi berlebihan di kalangan eksportir yang mungkin mendorong mereka untuk membeli yuan.
Pada hari Kamis, tindakan pembelian dolar tersebut sempat mendorong yuan turun dari level tertinggi yang dicapai sebelumnya. Penurunan tersebut membukukan angka sekitar 0,1%, dengan nilai tukar mencapai 7,0694 per dolar.
Pandangan Ekonom dan Prospek Ke depan untuk Yuan
Pandangan dari para ekonom menunjukkan bahwa penguatan yuan menghadapi tantangan yang tidak sedikit. Imbal hasil yang lebih rendah dapat menghambat daya tarik investor asing terhadap mata uang ini, terutama dalam konteks lasnya likuiditas di pasar global.
Pemulihan ekonomi yang terjadi di China turut mempengaruhi ekspektasi terhadap yuan. Meskipun ada sinyal positif dari sektor-sektor tertentu, penyesuaian kebijakan yang tepat dari pemerintah dan bank sentral sangat penting untuk menjaga stabilitas mata uang ini ke depan.
Langkah-langkah yang diambil oleh bank-bank negara dalam merespons penguatan yuan diharapkan mampu menciptakan ruang bagi investor. Dengan demikian, pasar bisa merespons dengan lebih hati-hati terhadap perubahan nilai tukar yang terjadi.
